![]() |
INHALASI
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Terapi inhalasi adalah cara
pengobatan dengan cara memberi obat untuk dihirup agar dapat langsung masuk
menuju paru-paru sebagai organ sasaran obatnya.
Terapi
inhalasi adalah terapi dengan memanfaatkan uap hasil dari kerja mesin
Nebulizer. Uap air yang berasal dari campuran obat dan pelarutnya dipercaya
dapat langsung mencapai saluran pernafasan, sehingga efektif untuk mengatasi
masalah di daerah tersebut.
Inhalasi sering digunakan pada anak-anak
dibawah usia 10 tahun. Batuk / pilek karena alergi dan asma adalah gangguan
saluran pernafasan yang paling umum terjadi.
BAB
II

PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Pengobatan Secara Inhalasi
Terapi inhalasi adalah cara pengobatan dengan cara memberi obat untuk
dihirup agar dapat langsung masuk menuju paru-paru sebagai organ sasaran
obatnya. Pemberian
per inhalasi adalah pemberian obat secara langsung ke dalam saluran napas
melalui hirupan.
2.2 Tujuan
Pada asma, penggunaan obat secara inhalasi dapat
mengurangi efek samping yang sering terjadi pada pemberian parenteral atau per
oral, karena dosis yang sangat kecil dibandingkan jenis lainnya. Terapi ini biasanya digunakan dalam proses perawatan
penyakit saluran pernafasan yang akut maupun kronik, misalnya pada penyakit
asma. Asma termasuk penyakit yang sering terjadi pada anak-anak. Asthma adalah suatu gangguan
pada saluran bronchial yang mempunyai ciri bronchospasme periodik (kontraksi
spasme pada saluran nafas). Selain asma ada batuk / pilek karena alergi adalah gangguan saluran pernafasan yang paling
umum terjadi. Banyak cara dicoba untuk mempercepat penyembuhan dan pengurangan
gejala akibat masalah ini termasuk secara inhalasi.
2.3 Keuntungan
& Kerugian
Keuntungannya, Dibandingkan dengan
terapi oral (obat yang diminum), terapi ini lebih efektif, kerjanya lebih cepat
pada organ targetnya, serta membutuhkan dosis obat yang lebih kecil, sehingga
efek sampingnya ke organ lainpun lebih sedikit. Sebanyak 20-30% obat akan masuk
di saluran napas dan paru-paru, sedangkan 2-5% mungkin akan mengendap di mulut
dan tenggorokan. Bandingkan dengan obat oral. Ibaratnya obat tersebut akan
"jalan-jalan" dulu ke lambung, ginjal, atau jantung sebelum sampai ke
sasarannya, yakni paru-paru.
Pada
anak-anak, umumnya diberi tambahan masker agar obat tidak menyemprot
kemana-mana. Dengan cara ini, bayi/balita cukup bersikap pasif dan ini jelas
menguntungkan. Artinya, si kecil cuma perlu bernapas saja dan tak mesti begini
atau begitu. Kalaupun ia menangis, tak perlu khawatir juga karena efeknya malah
semakin bagus mengingat obatnya kian terhirup.
Kerugiannya, Jika penggunaan di
bawah pemeriksaan dokter dan obat yang di pakai tidak cocok dengan keadaan
mulut dan sistem pernafasan , hal yang mungkin bisa terjadi adalah iritasi pada
mulut dan gangguan pernafasan. Jadi pengguna pengobatan inhalasi akan terus
berkonsultasi pada dokter tentang obat nya. Selain hal itu obat relatif lebih
mahal dan bahkan mahal dari pada obat oral.
2.4 Tindakan Keperawatan

PROSEDUR
INHALASI
1. Selang dan masker yang digunakan pasien harus masing-masing, artinya setiap pasien
harus memiliki sendiri.
2. Ikuti resep yang dianjurkan oleh
dokter, jangan memakai resep yang diberikan pada sakit
sebelumnya.
3. Perhatikan obat mana yang dapat digabung atau harus dipisah dalam pemberian terapi
3. Perhatikan obat mana yang dapat digabung atau harus dipisah dalam pemberian terapi
inhalasi.
4. Pada saat mesin dihidupkan, pasien tarik nafas dalam perlahan dengan mulut, tahan 2-3
4. Pada saat mesin dihidupkan, pasien tarik nafas dalam perlahan dengan mulut, tahan 2-3
detik dan hembuskan kembali. Pada
anak-anak cukup dianjurkan bernafas normal.
5. Ajarkan kepada pasien untuk tidak
bernafas terlalu cepat, karena ini akan menyebabkan
pusing, gemetardan mual.
6. Terapi dilangsungkan kurang lebih
10-15 menit.
2.5 Cara Pemasukan Obat
Cara memberikan obat melalui
hirupan tersebut dikenal sebagai terapi inhalasi. Secara garis besar ada 3
macam alat/jenis terapi inhalasi, yaitu nebulizer, MDI (metered
dose inhaler), dan DPI (dry powder inhaler).
Jenis
DPI yang paling sering digunakan adalah turbuhaler. MDI adalah berupa alat semprot yang berisi obat yang
harus dihirup dengan ukuran dosis tertentu. Pada MDI, obat yang dihirup dalam
bentuk aeorosol (kabut), sedangkan pada DPI, obat yang dihirup berupa serbuk
kering. Diperlukan teknik yang benar untuk dapat menggunakan MDI ini, antara
lain perlu adanya koordinasi yang pas pada saat menekan alat semprot tersebut
dengan saat menghirup obatnya. Sehingga, untuk anak-anak kecil, alat ini
mungkin agak sulit cara menggunakannya, kecuali jika sudah dilatih secara cukup.
Obat yang biasanya digunakan dalam
terapi inhalasi adalah golongan pelega saluran nafas (bronkodilator) atau untuk
mengurangi inflamasi atau peradangan jalan nafas (golongan kortikosteroid). Ada
obat-obat yang harus digunakan secara rutin untuk mencegah serangan asma, dan
ada obat-obat yang cukup digunakan pada saat terjadinya serangan.
REFERENSI / DAFTAR PUSTAKA

- Wells, B.G., Dipiro, J.T.,
Schwinghammer, T.L., Hamilton,C.W., 2003, Pharmacotheraphy Handbook, fifth
Ed, McGraw-Hill Companies, USA.
- Ikawati, Zulies, 2006,
Farmakoterapi Penyakit Sistem Pernafasan, Fakultas Farmasi UGM,
Yogyakarta.
- http://www.medscape.com
- metered dose
inhaler.http://www.wikipedia.com
- Dr.
Johan Talesu Sp.RM RS. Puri Indah Jakarta, www.dmeonline.com,
lifemedicalsupplier.com

Tidak ada komentar:
Posting Komentar